***Selamat Datang Web Blogs,Tanah Papua Pemulihan Allah***"

Mengenai Saya

Malfin Tapabago Yogi adalah manusia biasa yang di lahirkan oleh kedua orang tua dari kampung halaman di bawa Gunung Tapabago bamoma kabupaten paniai, hidupku kedepan apapun yang ku buat itu adalah anugrah TUHAN yang berikan kepada ku.maka itu semuanya jalani dengan kekuatan yang saya milikih pada saat ini.

P U I S I

Hai tanahku papua alamku yang pesona

Tanahku papua Sungguh begitu indah mengalir sungai yang deras .

Tanahku papua Sungguh begitu indah mengalir emas .

Tanahku papua memandang dari jauh begitu indah bukit dan lembah-lembah

Tanahku papua mendendar berkicauan burung-burung suaranya merduh

Daftar Blog Saya

wibiya widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Anggota OPM Tewas Ditembak di Puncak Jaya

Written By Mengenai Saya on Jumat, 06 Januari 2012 | 14.34

Anggota OPM Tewas Ditembak di Puncak Jaya

Baku tembak bermula ketika anggota TNI dari Yonif 753 Nabire sedang

 Satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Puncak Jaya Papua, tewas tertembak. Satu pucuk senjata berhasil disita.

Saat dikonfirmasi, juru bicara Polda Papua Kombes Wachyono mengakui memang ada kontak senjata TNI dengan OPM di Puncak Jaya. "Coba tanya Kapendam karena infonya begitu," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat 6 Januari 2012.

Menurut sumber yang berhasil dihubungi, kronologi penembakan bermula ketika anggota TNI dari Yonif 753 Nabire sedang berpatroli rutin di sekitar Pos Merah Putih Mulia Ibukota Puncak Jaya, Kamis kemarin. Lalu segerombolan anggota OPM melakukan penghadangan.

Baku tembak pun tak terhindari. Salah satu anggota OPM bernama Lindiron Tabuni berhasil ditembak. Dari tangan korban, aparat berhasil menyita satu pucuk senjata api laras panjang jenis SS1 V1 call 5,56 dengan nomor seri AG A.095370 serta amunisi sebanyak 75 butir.
Dari hasil identifikasi, ternyata senjata tersebut adalah senjata organik milik Polres Puncak Jaya yang dirampas oleh OPM di Pos Polisi Tingginambut tahun 2009 lalu. Belakangan diketahui, anggota OPM yang tewas ini adalah anak kandung dari Goliat Tabuni pimpinan OPM wilayah Puncak Jaya yang bermarkas di Tingginambut.

Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf Ali Bogra ketika dikonfirmasi belum bersedia memberikan keterangan. Begitupun dengan Pangdam Mayjen Erfi Triassunu. Dia tidak membalas pesan singkat dari VIVAnews yang bertanya tentang peristiwa tersebut. (Laporan: Banjir Ambarita, Papua | kd)
• VIVAnews
14.34 | 0 komentar | Read More

Lagi, Polisi Siksa Sembilan Warga Sipil di Serui

Written By Mengenai Saya on Senin, 02 Januari 2012 | 11.51

Lagi, Polisi Siksa Sembilan Warga Sipil di Serui

PAPUAN, Serui --- Pada tanggal 27 Desember 2011, sekitar pukul 23.00 WIT, masyarakat di Kampung Tatui, Distrik Kosiwo, Kabupaten Serui, Papua, dikagetkan dengan terbakarnya sebuah pos Polisi.
Kemudian, tepat di halaman tampak berkibar sebuah bendera Bintang Kejora. Tak ada korban nyawa dalam insiden ini, karena pada saat itu tak ada petugas Polisi yang siaga.

Keesokan pagi, puluhan aparat dari Polres Serui mendatangi beberapa rumah warga sipil. Ada sembilan orang yang ditangkap, salah satunya adalah kepala kampung Tatui.

Dilaporkan, mereka disiksa secara hebat oleh puluhan anggota Polisi. Dan diminta mengaku karena dituduh terlibat dalam aksi pembakaran tersebut.

“Mereka diduga ikut membakar pos Polisi, dan terlibat mengibarkan bendera bintang kejora,” jelas Selia Waromi, salah satu warga sipil di Kabupaten Serui kepada Papuan Voices, siang ini, Jumat (30/12).

Selia mengatakan, sembilan orang tersebut tidak terlibat dalam aksi pembakaran Pos Polisi dan pengibaran bendera bintang kejora, tetapi mereka justru ikut memadamkan kobaran api.

“Saat pos Polisi terbakar, sembilan orang ini, bersama warga kampung yang padamkan api. Jadi, jika mengatakan mereka pelakuknya, adalah tidak mungkin.”

Selia menyebut kesembilan orang tersebut adalah, Marten Worabai, Wellem Ataruri (Kepala Kampung), Lorens Yapanani (Ketua Bamuskam), Yonatan Wanenda, Agus, Manuel Wanenda, Frengki Aroma, Lukas Koroa, dan Yohanis Isege.

Kepala kampung Tatui dan Marten Worabai yang disiksa paling brutal dari yang lain. Mereka mengalami luka dan pendarahan hebat.

“Mereka dua sempat dilarikan ke RSUD Serui untuk mendapatkan perawatan,” ujar Selia.

Menurut Selia, dari kesaksian Marten Worabai, saat peristiwa tersebut, dirinya sedang tidur di rumahnya bersama Istri dan anak-anaknya.

Dia baru mengetahui peristiwa kebakaran setelah ada teriakan anak-anak yang memberitahukan kalau ada pos Polisi yang terbakar.

“Saya langsung keluar dan cek kebenarannya, dan saya sama-sama warga disini ikut memadamkan api. Jadi, saya tidak ada di tempat kejadiaan saat pos Polisi mau dibakar,” ucap Marten seperti ditirukan Selia.

Lanjut Selia, setelah memadamkan api merekapun pulang kerumah masing-masing, namun pada pukul 02.30 WIT, Marten Worabai diambil secara paksa oleh anggota Polisi dari rumahnya.

“Tanpa keterangan, Marten Worabai dihajar sampai babak belur bersama dengan kepala kampung yang sedang berseragam Dinas, beserta tujuh orang lainnya di pos Polisi lain.”

Akibat penganiayaan tersebut, kepala Marten mendapat lima jahitan. Kepala kampung harus dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serui selama 1 malam.

Pada pagi harinya, dilaporkan Kapolres Serui memerintahkan anak buahnya untuk menyisir seluruh kampung Tatui dan beberapa kampung lainnya. Tujuannya mencari siapa pelaku yang membakar pos Polisi tersebut.

Sampai saat ini situasi Kampung Tatui, Distrik Kosiwa, Kabupaten Serui masih mencekam. Warga tidak melakukan aktivitas seperti biasanya.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Wachono, ketika dikonfirmasi Papuan Vocies tidak bersedia memberikan keterangan karena belum mendapat laporan lengkap.

OKTOVIANUS POGAU
11.51 | 0 komentar | Read More

KontraS Papua: 65 Kasus Kekerasan Di Papua Sepanjang Tahun 2011

JUBI---Kordinator KontraS Jayapura, Olga Hamadi mengatakan eskalasi kekerasan meningkat di Papua sepanjang tahun 2011. Olga mengatakan itu kepada tabloidjubi.com di kantor Kontras Padang Bulang-Abepura, Jumat (30/12). “Monitoring kami menunjukan eskalasi kekerasan di Papua meningkat di tahun ini,” katanya.
Olga membedakan kekerasan yang terjadi dalam tiga bentuk. Kekerasan misterius, kekerasan yang dilakukan polisi dan kekerasan yang dilakukan militer. Kekerasan misterius menempati posisi pertama dan disusul kekerasan dari pihak kepolisian dan militer terhadap orang Papua.
“Kami mencatat ada 15 kasus kekerasan yang dilakukan polisi, 9 kasus dari militer dan 30/40 kasus misterius yang terjadi di tahun 2011,” kata Olga.
Olga mengatakan motif dari kekerasan yang dilakukan pihak kemanan maupun kelompok orang yang tidak dikenal sama. Ada motif kepentingan bisnis dan motif yang sengaja diciptakan dari pihak-pihak tertentu.
“Kita boleh bilang kekerasan dari militer dan polisi bisa masuk ke dalam motif bisnis ekonomi. Kita lihat saja kekerasan di areal Freeport. Freeport mendanai pihak keamanan mengamankan wilayah itu dari penembakan misterius.” kata Olga, mencontohkan kasus Freeport.
Polisi belum mampu mengungkap pelaku penembak misterius itu sampai hari ini. Belum terungkapnya pelaku kekerasan misterius ini membuat Olga heran karen terus terulang di tempat-tempat yang sama.
“Kekerasan terus terulang di tempat yang sama. Di Jayapura (Nafri) dan Timika (Areal Freeport). Kejadian di tempat yang sama ini mesti mempermudah polisi mengungkapnya namun sampai hari ini belum,” katanya heran.
Olga meragukan profesionalisme polisi dalam menagani dan mengungkap kekerasan yang ada di Papua. “Polisi ini belum profesional.” Ia menduga kekerasan ini akan meningkat di tahun yang akan datang jika polisi masih bertindak seperti sepanjang 2011.
Olga menekankan stigma menjadi penyebab kekerasan terhadap orang Papua. “Pihak aparat ini mengatakan orang Papua separatis. Stigma ini melegitimasi mereka melakukan kekerasan terhadap orang Papua.”
Rakyat Papua yang mengalami kekerasan itu tidak mendapatkan keadilan hukum. Rakyat malah menjadi korban  berlapis di dalam pengadilan ketika institusi polisi dan militer melindunggi anggotanya yang bersalah.
“Kasus kekerasan yang terjadi mesti diselesaikan di pengadilan umum tetapi selama ini diselesaikan di pendadilan militer. Keputusannya berupa teguran. Ini tidak adil dengan perbuatan yang ada,”tegas Olga.
Demi penegakan keadilan hukum, Olga mengusulkan pemerintah mendirikan pengadilan HAM di Papua dan menyelesaikan kasus di pengadilan HAM atau menyelesaikan kasus kekerasan di pengadilan umum. Ini penting untuk membangun kepercayaan rakyat terhadap penegakan hukum di alam demokrasi yang menjadi ideologi bangsa ini.
Paham demokrasi itu akan menjadi nyata lagi bila pemerintah membebaskan sejumlah tahan politik di Papua. “Tapol/Napol itu perlu dibebaskan. Mereka ini kan menyampaikan aspirasi di alam demokrasi. Menyampaikan aspirasi itu kan wajar. Mengapa Negara harus menahan mereka?”tanya Olga.
Olga juga mengusulkan pemerintah harus merubah cara padang terhadap orang Papua yang melegitimasi militer dan polisi untuk melakukan kekerasan terhadap orang Papua. “Stigma separatis harus dihilangkan karena ini penyebab pihak keamanan bertindak arogan, pengejaran, penangapan, penyiksaan dan pembunuhan.”
Perubahan cara padang ini peting karena cara padang itu yang menentukan perilaku dan pendropingan pasukan ke Papua yang tidak menyelesaikan masalah ini. Malah pendropingan pasukan itu menambah persoalan kekerasan. “Pengiriman pasukan tidak memberi dampak positif. Kekerasan semakin meningkat, maka perlu menghentikan pengiriman pasukan yang berlebihan” katanya.
Sementara itu, Peneas Lokbere mewakili korban kekerasan keamanan pemerintah Indonesia mengatakan tidak ada keadilan bagi rakyat yang korban. Rakyat malah menjadi korban berlapis pihak keamanan. Pihak keamanan menjadi kebal terhadap hukum Indonesia. “Rakyat Papua tidak mendapatkan keadilan. Rakyat dikatakan separatis, dikejar-kejar, disiksa dan dibunuh lalu tidak mendapatkan keadilan di pengadilan. Hukum ini seolah-olah untuk rakyat dan tidak untuk pemerintah,”katanya. (JUBI/VOXPOPA)
11.24 | 0 komentar | Read More

10December world Indigenous day West Papua documentary screening with Benny Wenda and freedom songs from the Lani Singers 2011

Written By Mengenai Saya on Kamis, 15 Desember 2011 | 11.00


INFO PAPUA



10December world Indigenous day West Papua documentary screening with Benny Wenda and freedom songs from the Lani Singers 2011
By WPNews













11.00 | 0 komentar | Read More

PIMPINAN TPN-OPM PANIAI, JHON M. YOGI MENOLAK SEMUA TAWARAN BENTUK APAPUN DARI UTUSAN PRESIDEN INDONESIA!!!

Written By Mengenai Saya on Selasa, 13 Desember 2011 | 11.31

PIMPINAN TPN-OPM PANIAI, JHON M. YOGI MENOLAK SEMUA TAWARAN BENTUK APAPUN DARI UTUSAN PRESIDEN INDONESIA!!!

EDUDANEWS—Paniai hari sabtu 11/12,  Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional - Organisasi  Papua Merdeka (TPN-OPM) Devisi II Makodam Penka IV  wilayah Paniai  John M. Yogi, dengan tegas menolak segala bentuk usaha-usaha Apapun  kami Minta adalah Pengakuan Kedaulatan Bangsa Papua Barat. tawaran dilakukan oleh Utusan Khusus Presiden Kolonial Indonesia DR. Farid Husein  terhadap TPN-Opm Papua barat.  melalui beberapa Utusan Khusus  Presiden untuk membangun negosiasi  damai  demi   menyelesaikan masalah  Papua.   Hal    ini   dijelaskan   Wakil Ketua Komnas HAM Mayius Murib, Ketua Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua Pdt. Beny Giay didampingi Pdt Albert Keiya dan Ev.Dominggus Pigay menyampaikan keterangan terkait insiden kekerasan di Paniai dan isu lainnya menjelang Natal 2011 di Kantor Sinode Gereja KINGMI di Tanah Papua, Jayapura, Selasa (29/11)
Katanya,  DR. Farid Husein,  mengatakan,  kebijakan  resmi  Presiden RI Susilo Bambang  Yudhoyono bahwa  negosiasi   dan dialog damai  untuk mencari solusi    penyelesaian masalah  Papua  sudah dimulai menyusul   diutusnya  masing masing   DR. Farid Husein, seorang  negosiator  ulung   yang  pernah  mendamaikan konflik  politik  RI –GAM di Nangroe  Aceh Darusalam,  serta  Ketua  Unit  Percepatan Pembangunan  Provinsi Papua  dan Papua Barat  (UP4B) Bambang  Darmono.


Kamu pikir Perjuangan kami main-main jadi bermain dengan sistim Halus dengan cara pendekatan bisakah (anjing dengan Kucing bicara sama-sama atau Makan sama-sama) tidak  mungkin terjadi. 
Namun   demikian,   segala bentuk tawaran Otsus, UP4B  Dialog Dll Kami Menolak, Kami Minta segerah Pengakuan Kedaulatan Bangsa Papua Barat jika tidak maka segerah melakukan Perundingan dilakukan dengan Melibatkan Pihak perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Amerika, Belanda, dan Negara Yang netral.

Sebagaimana  disampaikan aparat   TNI/Polri  bahwa   John Yogi  masih masuk   DPO dan   diduga  merampas dua   pucuk  senjata kepunyaan aparat Indonesia. Katanya, pihaknya menghimbau kepada  aparat TNI/Polri mencabut  status  DPO yang ditujukan kepada  John  Yogi. Hal  ini   demi untuk  kelancaran  negosiasi  damai  sebagaimana  yang dikehendaki  Presiden.  (mdc/don/l03) tetapi mengapa Penyiriman pasukan Lebih banyak Ke paniai dan masih penyejaran terhadap Pimpinan TPN-OPM Paniai  alasan yang dilakukan dengan pendekatan supaya mau membunuh kami TPN-OPM.

Menurut Lembaga Studi dan Advokasi Masyrakat (Elsam) mengemukakan jika dibandikan dengan tahun-tahun sebelumnya, pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM) pada tahun 2011 justru mengalami peningkatan. Menurut Direktur Eksekutif ELSAM Indriaswati Dyah Saptaningrum mengatakan perilaku kejam dan tidak manusiawi itu justru banyak dilakukan oleh aparat militer TNI-POLri Negara Indonesia.

"Setidaknya terdapat 19 kasus penyiksaan selama periode Januari – November 2011. Perlakuan kejam dan tidak manusiawi dilakukan oleh aparat negara mulai dari TNI, kepolisan dan petugas Lembaga Pemasyarakatan," kata Indriaswati dalam keterangan persnya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (11/12).

Menurutnya, dari hasil penelitiannya, polisi melakukan (11 kasus dengan sebanyak 24 orang petugas) masih menjadi institusi yang paling sering melakukan praktik penyiksaan jika dibandingkan dengan TNI melakukan (5 kasus dengan sebanyak 6 orang petugas) dan petugas lapas melakukan (2 kasus dengan sebanyak 6 orang petugas). Indiraswati menuturkan praktik penyiksaan itu berupa tindakan penganiayaan, penyiksaan dalam proses interogasi dan penyiksaan tahanan.

Dengan ini, kami dari seluruh rakyat Papua (Orang Asli Papua)  dan Tpn-Opm Papua Barat pemerintah Indonesia segerah pengakuan atas kedaulatan Bangsa Papua Barat jika tidak mau mengakui maka kami siap melawan (perang) sampai dunia Kiamat.
11.31 | 0 komentar | Read More

TIM GABUNGAN TNI-POLRI MENYERANG/MENYEPUNG DENGAN HELICOPTER, MARKAS TPN-OPM PANIAI EDUDA


TIM GABUNGAN TNI-POLRI MENYERANG/MENYEPUNG DENGAN HELICOPTER, MARKAS TPN-OPM PANIAI EDUDA

Edudanews-- Aparat Militer Kolonialis Tentara Nasional Indonesia (Yonif 753 Uwibutu) dan Polisi (Brimod & Desus 88) Indonesia di Kabupaten Paniai, Papua, terus mengejar dan Pengisiran Markas Besar Tpn-Opm Paniai Pimpinan Jhon M Yogi, hari ini Selasa 13 Desember 2011, sekitar pukul 05.00 WPB. Sampai detik ini masih kontak senjata.

Aparat Militer Indonesia dengan menggunakan Pesawat Helykopter milik Perusahan Ilegal Degeuwo yang selama ini beroperasi Kabupaten Nabire Ke Baiye Biru Degeuwo, Sebanyak enam Kali Mendorob Pasukan Tim Gabungan TNI-POLRI Indonesia dari Madii Ibu kota Kabupaten Paniai. Pusat tempat Pos Tni Yonif 753 Uwidapa Madii menggunakan pesawat Helikopter Menuju masuk ke dekat... Kaki gun...ung (tanjakan) Markas Tpn-Opm Kugii Pugaida.

Lalu kemudian sebelum mendarat Heli dimana tempat mereka mendarat mereka membuang Geranat Bom Menjatuhkan tempat Tpn-Opm berada sedikitnya 15 lebih mereka membuang ketempat yang berbeda disekitar lokasi dimana Tpn-OPM berada.
Selanjutnya detik ini kontak senjata antara Militer Indonesia terhadap Tpn-Opm Eduda masih berjalan, sampai saat ini Belum Ketahui berapa orang yang Korban.
Kesimpulan dari pihak Tentara Pembebasan Nasional- Oraganisasi Papua Merdeka (Tpn-Opm) wilayah Paniai Pimpinan Jhon M Yogi menyatakan bawah: Pasukan Tim gabungan Tni-Polri Kolonial Indonesia telah Memasuki di Wilayah Daerah Hukum kami maka kami siap melawan dan kami terus berjuang sampai Papua merdeka. Mohon dukungan doa dan advokasi teruskan (Eduda)
11.19 | 0 komentar | Read More

MATRIKULASI BUKANLAH MENGHAMBAT KULIAH, TETAPI MENAMBAH ILMU

Written By Mengenai Saya on Jumat, 09 Desember 2011 | 00.04


MATRIKULASI BUKANLAH MENGHAMBAT KULIAH, TETAPI MENAMBAH ILMU

Matrikulasi adalah salah satu program dari Biro pendidikan (LPMAK ) dan setiap manajemen kota study masing-masing sudah di tetapkan dalam anggaran dasar ( AD/ADRT ) karena kedua pihak melihat kabupaten Timika pendidikan belum memadai, oleh sebab itu tamat SMP dan SMA dari kabupaten timika test di LPMAK peserta yang prentasi tahap seleksi maka dari Biro Pendidikan akan di krim ke beberapa kota study kerja sama dengan LPMAK sebagai berikut :
  1. Manokwari
  2. Manado
  3. Surabaya
  4. Jogjakarta
  5. Semarang dan
  6. Bandung
Tahap seleksi dinyatakan lulus maka akan di krim setiap kota study sesuai dengan jurusan yang sudah dipilih oleh setiap mahasiswa , tetapi dari kampus juga seleksi satu tahun lagi selama matrikulasi parah dosen menguji kemampuan mahasiswa Timika, menyesuaikan diri dari kampus maupun lingkungan sekitarnya tujuan dari manajemen agar supaya kami mandiri untuk menempu kuliah selangjutnya, setiap individu kemampuan mencapai apa yang harapkan oleh Biro pendidikan akan langjutkan kuliah/regular strata SI empat tahun, bagi siapa yang tidak mencapai selama matrikulasi IP 1.50 jika kasih pulang ke timika atau orang tua wali mahasiswa.
Sebelum matrikulasi saya berpikir kenapa LPMAK menetapkan matrikulasi, langsung selesai SMA langjutkan kuliah seperti biasa hal itu saya selalu berpikir dalam lubuk hatiku karena saya merasa satu tahun dua semester sangat rugi, tetapi setelah merasakan matrikulasi saya sangat membantu ilmu yang saya dapat selama matrikulasi yang diberikan oleh dosen dari Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS ) selama satu tahun
Angkatan 2009 Mahasiswa matrikulasi Timika di surabaya kami tinggal dua asrama, masing-masing putra dan putri untuk putra jalan Bronggalan 8 H 8A, putri Jalan mojoharu, kedua Asrama dari pihak WM siapkan Pembina putra dan putri selama kami tinggal di asrama jaga ketat dan di larang untuk jalan-jalan di sekitar kota pahlawan Surabaya agar supaya satu tahun fokuskan matrikulasi agar kedepan kami bisa hidup mandiri seperti itu tujuan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dan Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya (WM).
Kami masuk kampus jam 07.00 pulang jam 03.50 ke asrama istirahat satu jam kemudian melangjutkan tutorial jam 06.00 s/d 07.00 sangat capek tapi kami jalani saja apa yang di tetapkan oleh UKWMS karena program sudah tetapkan oleh kedua pihak LPMAK dan Manajemen Widya Mandala (WM).
Selama matrikulasi kami menempu mata kuliah yang di berikan oleh parah dosen dari Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya adalah sebagai berikut.

  1. Matematika,
  2. Fisika
  3. Biologi
  4. Life Skill
  5. Bahasa Inggis
  6. Bahasa Indonesia
  7. Komputer dan
  8. Lefresing di luar kota
Matrilulasi sangat membantu, karena kami dapat mata kuliah diatas tersebut, kita sebelum menempu kuliah yang sesungguhnya , bisa menyesuaikan apa yang kami dapat selama matrikulasi jurusan yang kami pilih untuk menempuh leguler selanjutnya.
Bukan kita terima teori dari kampus saja, tetapi tim manajemen mata kuliah Life Skil arahkan kami Lefresing beberapa Wisata dan kesusteran di luar kota Pahlawan Surabaya yaitu : Kesusteran Bintang Kejora mojokerto dua kali, Wisata air limbah Malang, Wisata candi Brobudur, keraton di Jogjakarta, Wisata Bahari Lamongan ( WBL ) dan Lumpur lapindo kami Mahasiswa Matrikulasi dan tim manajemen langsung oservasi , dalam kunjungan tersebut kami dapat ilmu maupun pengalaman perkembangan sekitar wisata
Saat ini aku merasakan dari kampus semua ilmu yang saya dapat selama Matrikulasi, baik menyesuaikan lingkungan maupun dari kampus saya sangat membantu maka itu program Matrikulasi jangan di hentikan untuk selanjutnya harus kerja sama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro ( LPMAK ) dan Univeritas Katolik Widya Mandala Surabaya ( UKWMS ) agar supaya tujuh suku masih SMA di kabupaten Timika, kalau sudah lulus tahap seleksi krim setiap kota study yang sudah kerja sama dengan ( LPMAK ) untuk mengikuti program Matrikulasi karena sangat membantu bukan menghambat kuliah tetapi membuka wawasan.
Selama matrikulasi tidak luput dari problem baik jasmani maupun rohani, dalam hal itu kami jangan pantang menyerah kita berlutut kepada TUHAN agar ia memberikan kekuatan, kesehatan, kepintaran dan kemampuan kepada setiap individu dalam menjalani Matrikulasi maupun leguler nantinya.


00.04 | 0 komentar | Read More